Container Icon

Aku Menyukaimu, Insya Allah...

Teng….teng….teng….teng….
Pukul menunjukan jam 10 malam, sudah 1,5 jam saya berada di depan laptop tercinta untuk mencari referensi tugas untuk mata kuliah “teknologi pengolahan hasil  tanaman perkebunan”. Subhanallah, 1,5 jam berlalu hanya 1 referensi yang saya peroleh. Modem yang kurang bersahabat dan rasa bingung saat mencari referensi menghambat apa yang saya kerjakan. Hati ini sungguh tidak puas, tangan ini langsung saja menari-nari di atas keyboard dan menuangkan apa yang ada di hati dan pikiran.
Sebelum mengerjakan tugas ini, saya dan sahabat satu kost sempat berbincang-bincang kecil dalam suasana makan malam kami. Gak kebayang yaa kalo kami ternyata uda dewasa bukan anak kecil lagi, pembicaraan kami pun meliputi tentang “pernikahan”. Hmm,, aku bertanya ke sahabat aku “gimana kalo kamu nikah nanti terus gak bisa memberikan keturunan. Kamu rela gak kalo suami kamu nikah lagi ?”. Cukup extrim yaa pertanyaan saya, sahabatku ini langsung sontak menjawab “tidak!!”. Jelas saja, karena saya juga gak mau..
Semakin lama pembicaraan kita agak bergeser sedikit ke masa lalu kita masing-masing.
“Saya ini tipe cewek yang setia loh!! Kalo uda sayang ama orang, saya akan seutuhnya menyanyanginya. Pokoknya orang yang menyia-nyiakan perasaan saya ini, pasti nyesel deh!!” ujar saya.
“Hmm,, sama saya juga. Saya ini pacaran itu tujuannya yah emang ke pernikahan bukan sekedar untuk main-main aja ataupun proses pemiihan yang terbaik. Karena saya gak liat orang dari ketampanannya tapi dari kenyamanan saya terhadap dia..” kata sii Oce sahabatku.
Kurang lebih kita mempunyai pandangan yang sama tentang menyikapi perasaan. Kesetiaan itu ada pada diri kita, karena menurut kita perasaan itu bukanlah kelinci percobaan…
Saya pribadi sebenarnya sangat simple untuk memilih pasangan hidup, cukuplah orang itu punya iman dan ilmu. Simple bukan ? tapi ternyata gak gampang nemuin orang yang seperti itu. Seketika terlintas seseorang dalam benak ini. Sesosok pemuda yang entah mengapa aku menyukainya.
Aku suka saat dia tersenyum padaku,, Aku suka cara dia memandangku.
Aku suka cara dia menghargaiku,, Aku suka cara dia menjaga hatiku.
Aku suka, entahlah sangat sulit mendeskripsikan rasa ini.
Sungguh,, sesosok pemuda yang sangat misterius bagiku. Aku tak banyak bicara dengannya bahkan berinteraksipun sangatlah jarang. Meskipun sebenarnya kita tahu bahwa kita memiliki rasa yang sama, kita tidak berkomitmen untuk mengikat hubungan perasaan ini. Ada hal-hal tertentu yang membuat kita gak bisa menjalin hubungan seperti umunya orang disekitar.
“Kita bagaikan dua medan magnet yang berbeda kutub”. Kita seharusnya saling mendekat tapi itu tidak terjadi dalam kehidupan kita saat ini. Mungkin nanti di lain waktu, kamu dan aku akan dipersatukan atas ridho sang Illahi pemilik nyawa ini. Insya Allah…
Kamu pernah berkata “ jodoh itu memang ditangan Allah, tapi do’a kita juga menentukan”. Kusematkan do’a dari hatiku yang terdalam untuk kita sayang “ Yaa Rabb, berikanlah aku jodoh insan islam yang beriman yang mencintaiMu dengan luar biasa dan mencintaiku karenaMu. Seseorang pemimpin yang dapat memberikan nafkah untuk beribadah di jalanMu. Yaa Allah, jadikanlah “dia” jodoh terbaik dariMu untukku. Ridhoilah hari-harinya agar selalu penuh keberkahan dariMu, jagalah dia agar selalu berada didekatMu dan senantiasa mengingatMu. Persatukanlah kami dalam ridhoMu, jika ini yang terbaik untuk kami”. Aamiin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Rissa Nino Fastapy mengatakan...

Amin :)
Subhanallah sekali doamu...
Tapi, agaknyo aku kenal dengan kata2 tentang medan magnet itu, hehehe :D

Dessy Purnamasari mengatakan...

aamiin.. :)
iyaah,, itu kata2 org yg ksih nshat k eccy wktu ituu.. hhee

Posting Komentar